Nyaris kepergok

1521 Kata

“Aku suamimu, loh.” Suara Regan terdengar santai. Seolah tak peduli meski istrinya sedang panik mencari tempat sembunyi. “Secara agama! Tapi di kantor aku masih single!” elak Alora. “Cepet sembunyi, Re!” Tanpa sempat debat lagi, Alora menarik lengan Regan dan menyeretnya ke sudut ruangan, tepat di celah sempit antara lemari dan tembok. Pintu terbuka perlahan. Suara obrolan dan sandal para perawat mulai memenuhi ruangan. Alora langsung meletakkan telunjuk di bibirnya, memberi kode agar Regan tidak bersuara. Dan Regan tidak bersuara—sesuai perintah. Tapi matanya menyipit geli, bibirnya melengkung dalam senyum jahil yang sangat tidak sesuai dengan situasi genting ini. Alora masih menahan napas, berdiri kaku di ruang sempit antara lemari dan tembok. Suara sandal dan tawa para perawat maki

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN