Anaknya telah pergi

1369 Kata

Hening menyeruak, membungkus ruang sempit seperti kabut tebal yang menyesakkan d**a. Tidak ada satu pun kata yang keluar dari bibir Alora. Tapi matanya—mata itu—terpatri tajam pada sosok Regan yang mengusap kepalanya dengan gelisah. Ada sesuatu di sana, lebih dari sekadar rasa cemas. Sebuah jawaban yang tiba-tiba saja melesak tanpa diundang. Regan mencintainya. Bukan simpati. Bukan sekadar perhatian. Ini adalah cinta. Tapi, sejak kapan? Pertanyaan itu hanya bergema di kepalanya, tanpa pernah menemukan pijakan untuk terucap. Sampai tiba-tiba— “Ara! Ra!” Suara panik Dela memecah keheningan, menggetarkan udara yang terasa pekat. Wanita itu berlari masuk, wajahnya pucat pasi saat matanya menangkap pemandangan mengerikan, celana Alora basah oleh darah. Merah pekat, kontras dengan sprei

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN