Pagi hari Zaya terlihat tidak segar, wajahnya sedikit pucat dengan lingkaran mata yang menghitam. Aland melirik sekilas, dan ia tahu jika Zaya tidak tidur nyenyak. "Hari ini kita pulang ke Jakarta," kata Aland disela-sela keheningan. Zaya tidak menanggapi, dari tadi dirinya hanya asyik mengaduk-ngaduk nasi. Dia tidak berselera walau hanya untuk mencicipi. "Apa makanannya tidak enak, Nona?" tanya Bibi Meyli. Wanita itu menjadi tidak enak hati ketika Zaya belum juga menyentuh makanannya, takut kalau Zaya tidak menyukai masakannya. "Aku hanya sedang tidak berselera saja, Bibi. Masakan Bibi tetap yang paling enak," sahut Zaya tersenyum. "Makanlah, Zaya, kita akan pulang ke Jakarta. Aku tidak ingin kau lemas dalam perjalanan nanti," kata Aland. "Kalau begitu aku tidak perlu pulang." Za