Jangan tanyakan ke mana Shinta membuang seluruh kewarasannya. Yang pasti Shinta sendiri pun tidak tahu. Shinta hanya bisa berpikir bagaimana cara mengimbangi ciuman Raka yang semakin liar dan semakin menuntut di dalam mulutnya. Tetapi sekarang mungkin kewarasan Shinta sudah kembali, setelah tubuhnya sampai di dalam kamar. Namun tidak sepenuhnya, karena Shinta masih merasakan perasaan membuncah dengan debaran jantung yang semakin meletup riang setelah memilih mencoba membuka hatinya lagi. Percayalah, sesungguhnya Shinta sudah mati-matian membuang seluruh perasaannya ke lubang kebencian. Tetapi apa yang bisa Shinta lakukan ketika hatinya malah memilih menetap untuk mencintai laki-laki itu. Munafik kalau Shinta berkata dia sudah sembuh. Sesungguhnya tidak. Luka itu masih memb