“A-APA …!?” Darrel yang tadinya dalam posisi tiduran langsung bangun dan menatap liar. Dia sangat amat terkejut mendengar pengakuan Ayu. “B-bagaimana bisa …? lalu di mana kamu sekarang!?” bentak Darrel. Suara Ayu terdengar serak. Sepertinya gadis itu kembali menangis. Mendengar suara isak tangis itu pun membuat Darrel tersadar, lalu menelankan ludah. “M-maaf … maafin aku … aku nggak bermaksud untuk ngebentak kamu sama sekali. A-aku hanya terkejut dan merasa kesal,” ucap Darrel lirih. Ayu mengembuskan napas panjang. “Ya … begitulah. Paman meminta aku untuk kembali menerima lamaran Anto.” “Anto …!? jadi lelaki itu namanya Anto. Cih, dari namanya saja sudah jelek! Terus gimana? Kamu menolaknya, kan?” tanya Darrel. Hening. Sunyi sekali. Darrel pun menanti jawaban Ayu dengan kedua bo