Tentu Fira terkejut mendengar jawaban lugas Edwin, dia mengira akan dibawa pergi ke luar Jakarta, tapi Edwin malah ingin membawanya ke luar negeri, sesuatu yang tidak pernah dia impikan. Bahkan tinggal di apartemen mewah ini saja masih membuatnya terkejut dan seolah tidak nyata.
“Ed?”
“Kamu mau?”
“Ya, aku mau … tapi, Iyakah?” Mata Fira membulat besar tidak percaya.
“Ya. Dua minggu di sana. Aku ada jadwal pertemuan penting di sana, sekalian aku memperkenalkan kamu ke kelaurgaku di sana.”
“Ed.”
“Kenapa? Kamu keberatan?”
“Nggak, aku … aku—“
Edwin meraih tangan Fira dan menggenggamnya kuat. “Johnson akan mengurus passportmu. Kamu siapkan seluruh dokumen yang dia inginkan.”
Fira mengangguk lemah, masih terkejut, sampai dadanya sedikit bergemuruh.
“Hei, kamu kaget?”
“Ya.” Tentu saja F
