Edwin heran dengan sikap Claudia barusan. Dia sudah berusaha menyisihkan waktu berduaan dan memberikan tempat terbaik untuk Claudia. Tapi masih saja Claudia menganggapnya tidak sungguh-sungguh hanya karena dia tidak pernah memberikan satupun ciuman mesra kepadanya. Bahkan, Edwin sudah melamarnya, dan memakai cincin tunangan, kenapa Claudia masih saja meragukan kesungguhannya.
Edwin berdecak dan menggeleng, dengan emosi yang kurang baik, khawatir akan rumah tangganya kelak jika setiap hari suasana hati dan pikirannya terganggu.
Entah kenapa saat melewati swalayan tempat Fira bekerja dulu, Edwin mengingat sosok Fira yang sudah lama tidak ada kabar. Dia menepi sebentar sambil mengamati bagian depan swalayan yang masih ramai orang lalu lalang dan kendaraan. Mengingat kembali sosok tegas Fira
