Lampu temaram di ruang tamu menari-nari di dinding, menyaksikan dua sosok yang duduk berhadapan. Gareen memandang Karynn dengan tatapan penuh arti, mencoba menangkap setiap perubahan kecil pada wajahnya selama setahun terakhir ini. "Kau semakin cantik,” ujar Gareen tiba-tiba, jarinya menyelipkan rambut Karynn yang halus di sisi kiri telinganya. Karynn tersenyum, tangannya secara refleks meraba tangan Gareen. Udara di antara mereka terasa dingin meski mesin pemanas menyala sejak tadi. Mereka berbincang tentang segala hal—pekerjaan Gareen, lukisan atau karya seni terbaru Karynn yang sudah atau sedang dibuat, kenangan konyol mereka dulu, hingga tentang beberapa wanita yang sempat dijodohkan oleh ayah Gareen. Jam terus berjalan, tapi waktu seperti berhenti untuk mereka. Mereka t