SATU TAHUN KEMUDIAN … Suara tangisan bayi yang lantang memecah kesunyian ruang bersalin. Gaye, dengan rambut basah oleh keringat dan tubuh yang masih lemas, mengulurkan tangan gemetarnya. Ketika perawat meletakkan bayi mungil itu di pelukannya, air matanya menetes tanpa bisa dibendung. "Laki-laki," bisiknya, jarinya menyentuh lembut pipi merah si kecil. Di sebelahnya, Nigel berdiri kaku, matanya tak berkedip memandangi anaknya untuk pertama kali. Pria yang biasanya selalu terkendali itu tiba-tiba kesulitan menemukan kata-kata. Tangannya yang besar dengan hati-hati menyentuh jemari mungil bayi itu—dan saat jari kecil itu menggenggamnya, sesuatu di dalam d**a Nigel terasa meleleh. "Dia … nyata …," ucap Nigel dengan suara serak. "Putra pertama kita." “Hmm … anak kita,” bisik