"Mau ke mana, Vy?" tanya Trisna melihat anaknya yang baru saja menuruni tangga dengan pakaian yang sudah rapih seperti hendak pergi. "Mau pergi sama Arsen?" "Enggak, Ma. Aku enggak pergi sama Arsen," jawab Livya setelah menginjakkan kaki di lantai bawah. "Aku mau ke rumahnya Ray." "Ke rumah Ray?" ulang Trisna untuk memastikan pendengarannya. "Iya. Mamanya tadi hubungin aku, minta aku main ke rumah." Livya mendudukkan diri di sofa sebelah mamanya duduk. Trisna manggut-manggut. Perempuan itu masih ingat bagaimana Livya menangis akan Ray kala itu. Akan tetapi, sekarang anaknya itu tampak biasa saja menyebut nama Ray. "Pergi sendirian ke sana?" "Enggak, Ray yang jemput." Trisna tersenyum. "Nggak apa-apa pergi berdua sama Ray?" "Nggak apa-apa kok, Ma. Aku sekarang udah merasa lebih bai