Part 48

1049 Kata

“Sory, Rey. Aku belum bisa menemanimu ke luar kota untuk wisata kuliner. Tapi kalau di sekitar Jakarta, aku akan menyempatkan diri,” ujar Bima usai makan siang di sebuah rostoran masakan Sunda. Keduanya tengah bersantai berselonjor kaki. “Santai saja, Bim. Aku tahu kau sedang sibuk … Ohya, bagaimana hubunganmu dengan Tania?” “Belum ada kemajuan. Dia menolak saat aku mengajaknya menikah.” “Kenapa?” “Dia ingin Tanti yang menikah lebih dulu, dia tidak ingin membuat Tanti bertambah sedih. Walau bagaimana pun, apa yang sekarang dialami Tanti adalah imbas dari masalah pribadinya.” Rey menghela napas, pandangannya lurus ke depan menatap dinding yang terbuat dari anyaman bambu. “Bim, aku tidak akan pura- pura di depanmu, aku akan jujur. Maaf sebelumnya, tapi ini sudah menjadi keputusanku.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN