Di kamarnya Tania gelisah, wajah Rey terus menghantui. Ada rasa bersalah yang teramat sangat di hatinya. Ia tidak bisa tidur. Entah berapa lama ia memejamkan mata berharap akan tertidur dengan sendirinya, tapi gagal. Bayangan Rey tak mau pergi dari kepalanya. Tania bangun dari tidurnya, ditatapnya foto Reva yang tergantung di dinding. Seketika bulu kudunya meremang. Bergegas ia ke luar dari kamar berharap mama Suci masih ada di ruang kerjanya. “Assalammualaikum…” sapa Tania mendekat. “Waalaikum salam,.. Reva, masuk,” sahut mama Suci. “Kenapa belum tidur?” “Aku nggak bisa tidur, Ma….” “Kenapa? Ada masalah?” Tania menarik napas dalam, lalu mengangguk. “Ceritakan sama mama, mungkin mama bisa membantu mencari solusinya.” “Aku dan mas Rey telah membatalkan rencana pernikahan itu,” ujar T