Hari -hari Bianca bersama Damian perlahan mulai memiliki pola. Ia bangun di kamar mewah yang luas dengan dinding berlapis marmer putih, langit -langit tinggi dengan lampu kristal yang selalu berkilau meski siang hari, dan balkon yang menghadap ke taman hijau di halaman belakang. Setiap pagi, Damian selalu memastikan segalanya tersedia untuk Bianca, sarapan terbaik, gaun -gaun cantik dari butik ternama, bahkan supir pribadi yang siap mengantarnya ke mana pun. Namun, meski semua itu mengelilinginya, Bianca tetap merasa kosong. Ia terbiasa bangun tanpa senyum. Tubuhnya bergerak otomatis, mandi, mengenakan pakaian yang sudah disiapkan, duduk di meja makan dengan piring -piring porselen mahal. Damian biasanya akan menemaninya sebentar, meski sering terburu -buru ke kantor. Di sela -sela sarap