Bianca tidak tahu berapa lama mereka saling berpelukan. Hanya ada suara detak jantung dan napas yang saling bertukar di antara d**a mereka. Di luar, hujan turun pelan, menimbulkan bunyi yang menenangkan, tapi di dalam kamar itu, badai kecil justru kembali tumbuh dalam d**a keduanya. Arjuna menatap Bianca lama sekali, seolah ingin mengingat setiap inci wajah yang dulu ia tinggalkan. Tatapan itu menyala, bukan karena nafsu semata, tapi karena rindu yang terlalu lama ditahan. Mereka berdua terjebak dalam lingkaran yang sama, cinta yang tak pernah benar-benar pergi, tapi juga tak bisa lagi dibenarkan. Bianca memejamkan mata ketika Arjuna kembali menariknya lebih dekat, menautkan tubuh mereka dalam kehangatan yang terlalu dalam untuk dihindari. Dalam dekapan itu, waktu seakan lenyap. Tak a

