Bagian 25

1306 Kata

Degub jantungku berdetak tak berirama disertai telapak tangan yang mendingin dan sedikit berair. Selepas zuhur Adi sudah berada di rumah untuk menjemputku dan Lathif. Dan sekarang kami sedang menuju rumah orang tua Adi—mantan mertuaku. Ini merupakan momen sakral bagi Bapak dan Ibu tak terkecuali untukku. Aku gugup, tentu saja. Selain karena ini untuk pertama kalinya aku kembali bertemu dengan orang tua Adi-sejak perpisahan kami, yang kuyakini akan menguras emosi kami semua. Ingatanku berkelana pada saat-saat orang tua Adi menemuiku di rumah setelah hakim mengetuk palu. Ibu memelukku erat dengan berurai air mata, sementara Bapak bergeming dengan pandangan berkaca-kaca menatapku iba. Aku sendiri saat itu tidak menangis. Bukan karena kuat, melainkan karena hatiku terlampau sakit, membuat a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN