Cup! Cup! Cup! Suara kecupan, lumatan bibir dengan bibir yang saling bertemu terdengar nyaring. Laura gemetar, napasnya tersangkut di tenggorokan, dan wajahnya merah padam oleh rasa malu. "Adam," bisiknya. Adam memiringkan kepala, memberi jarak wajah sementara benang saliva terjalin di antara bibir mereka yang terbuka. "Sial! Aku sangat ingin mengisimu, Laura. Aku sangat ingin menyatukan tubuhku ke tubuhmu. Kenapa kau tega melakukan ini?" "Apa k-kau sedang meratap?" Adam menggeram, lalu ia menunduk untuk menjentikkan lidahnya di puncak d a d a Laura. "Sialan, sial!" Pria itu bergeser. Kini kedua paha pria itu mengurung pinggang Laura. Lebih tepatnya, Adam tepat berada di atas tubuh mungil istrinya itu. Dengan benda perkasa yang tidak sabar untuk pergi menghukum. Pria itu men