“Dokter Ian, apa kabar?” Lyra menyapa dengan sumringah. Sama sekali tak menyangka akan bertemu seorang teman di mall ini. Dengan kota Jakarta yang begitu luas, berapa besar kemungkinan mereka bisa bertemu di situ? Sungguh, ini adalah suatu kebetulan. “Hai, Lyra! Aku baik, kamu bagaimana?” “Baik, baik sekali! Ya, ampun! Aku tidak mengira kita bisa bertemu di sini!” tawa Lyra menggeleng. Ia menjulurkan tangan, ingin menjabat tangan Ian. Dokter tampan itu mengangguk dan juga tertawa. “Aku juga kaget! Dari jauh kulihat, kupandangi, ini Lyra apa bukan, ya? Akhirnya aku putuskan untuk mendekat dan ternyata memang kamu.” Mereka berjabat tangan. Pada detik yang sama dua orang anak menggunakan sepatu roda muncul di lorong dan satu dari mereka nampak hilang keseimbangan. “Awas!” seru Ian se