"Kalau kamu masih mau disebut laki-laki dan seorang ayah, jangan tutupi keberadaan Kalya dan bayi itu dari keluarga besarmu. Panti masih menerima Kalya kembali sekalipun ada nyawa lain yang dia bawa." Perbincangan menengangkan antara dirinya dengan Ayah Ridwan masih terngiang di pikiran Nevan. Sampai anaknya lahir pun dia masih seberengsek ini. Ceklek! Kalya menutup mulut seolah tertangkap basah melakukan kesalahan. Dia lupa mengubah setelan suara ponselnya ke mode hening saat coba mengambil gambar Nevan yang sedang menggendong bayi mereka. "Ngapain?" Nevan melirik "Nggak ngapa-ngapain, kok." Kalya buru-buru menyembunyikan ponselnya ke bawah bantal. Dia kembali berbaring. Nevan sangat asyik mendekap bayi itu dalam gendongan. Hm, bau tangan baru tahu rasa. Sudut bibir Nevan sedikit te