Anin menangis sambil memeluk guling dan menutup tubuh polosnya dengan selimut. Mathew berulang kali meminta maaf pada Anin, tetapi Anin sama sekali tak menggubris lelaki yang sudah menyakitinya itu. Mathew benar -benar kacau malam ini. Luapan emosi dan kekesalannya ia luapkan juga pada Anin. Secara tidak langsung bukan nimat yang Anin dapat tapi rasa sakit luar biasa pada sumur kenikmatannya yang sedikit dipaksa. "Maafin kakak, Nin. Kakak khilaf. Kakak cuma gak mau kehilangan Anin," rayu Mathew pada Anin. Tubuh Mathew masih polos dan memeluk tubuh Anin dari belakang. Anin masih memilih diam. Anin ingin segera pergi dari apartemen ini dan berangkat ke korea. Niatnya, Anin mau pamit paad Mathew. Tapi, kejadian ini membuat Anin mengurungkan niatnya dan ingin menyendiri. Hembusan AC yang