“Cukup untuk foreplay sebelum malam pertama kita,” sambung Kenzo menahan tawa di dalam hati saat melihat wajah Jillian yang memerah. Kenzo selalu suka, puas dan merasa menang setiap kali melihat reaksi Jillian setelah ia menggodanya. Tentu bagi Kenzo tidak perlu effort yang besar untuk membuat Jillian menyerahkan diri padanya. Sekarang saja Kenzo meyakini bahwa tubuh Jillian menyukai setiap sentuhannya. “Dasar Om m***m!” seru Jillian memburu Kenzo—setengah berlari mengangkat kedua tangan bersiap memukul. Dengan mudah Kenzo menangkap tangan Jillian lalu membawanya menjadi genggaman. Kenzo membalikan badan, berjalan lebih dulu setelah melepas satu genggaman tangannya dan mempertahankan yang satu, menuntun Jillian keluar dari kamar. “Kamu sabar sebentar ya, saya berubah pikiran … kita