Lian terlambat sepuluh menit. Janji temunya dengan Geya – desainer gaun pengantin sekaligus salah satu kerabatnya – adalah di pukul 19:30, namun saat Lian menatap jam di pergelangan tangannya, waktu sudah berada di pukul 19:40 wib. Untungnya, Geya tak memiliki janji lain malam itu. “Mana gaun Tante, Li?” tanya Geya seraya meletakkan dua cangkir teh hangat. Lian menyerahkan paper bag yang ia bawa. Geya mengambil kotak dari dalam kantung, membukanya, membentangkan sebuah wedding dress bergaya vintage milik Alisha. Gaun itu masih sangat terawat dan indah. Berbahan satin putih, dipadukan dengan tulle dan brukat, juga ditaburi payet batang patah berwarna transparan. Panjangnya melewati telapak kaki. Bagian pinggang depannya dihiasi puff list dengan pola melengkung, sementara di bagian belaka

