Lian tiba di kosan Kane sekitar pukul tujuh malam. Waktu dimana seharusnya Kane menjemputnya. Ia sudah menghubungi Ucok selepas senja tadi, menanyakan apakah memungkinkan Kane menjemputnya. Dan Ucok bilang, “bisa-bisa pakai ilmu debus dia bawa motor. Matanya saja susah kali terbuka.” Tiba di kosan itu, Lian bahkan makan malam bersama dengan Fathan, Ucok, Wito dan Syahrul. Pun sudah memberitahu perihal tugas dinasnya. Mungkin karena demikian, tak ada yang mengganggu tatap muka Lian dan Kane. “Kok tiba-tiba, Li?” lirih Kane, gusar. “Harusnya, Lian baru berangkat bulan depan Mas. Tapi, tadi pagi CEO RH Manhattan ngabarin kalau Kepala Farmasi di sana semalam kecelakaan, kondisinya masih kritis. Minta Kepala Farmasi RH Sydney ke sana ga bisa, karena mereka juga lagi persiapan inspeksi Brain

