Suasana rumah Ratih kembali ramai setelah putra dan keluarganya kembali. Wanita itu bersemangat memasak untuk mereka. Bangun pagi-pagi sekali, Ratih dan besannya sibuk di dapur dibantu dua orang asisten untuk menyiapkan sarapan. Hingga akhirnya meja besar di ruang makan penuh dengan berbagai menu olahan tangan mereka. Melihat semua orang lahap memakan sarapan mereka, merupakan satu kepuasan bagi mereka yang memasak. “Jannah maunya nanti malam tidur di kamar Jannah lagi,” kata Jannah sambil mendorong piring yang sudah kosong. Perutnya sudah kenyang. Aksa dan Resa memang memperbolehkan Jannah dan Syifa tidur di kamar mereka yang berada di lantai dua semalam, tapi, mulai hari ini mereka diharuskan tidur di lantai satu karena kaki mereka belum benar-benar sembuh. “Tunggu sampai kaki Jannah