“Res, kamu tidak perlu berbohong padaku. Aku tahu kamu masih marah besar padaku. Tapi, Res. Tuhan saja memaafkan umatnya yang tobat dan minta maaf. Harusnya kamu juga bisa memaafkanku. Aku sadar sudah melakukan kesalahan besar. Aku sudah menyakitimu, juga anak-anak kita. Berikan aku kesempatan satu kali saja. Kalau aku mengulang kesalahan yang sama, kamu boleh menghukumku.” Resa menahan geraman. Wanita itu berjalan semakin cepat hingga membuat Syifa sedikit kesulitan. Anak itu sesekali setengah berlari untuk mengimbangi langkah cepat sang bunda. “Resa, kasihanilah anakku. Cuma kamu yang bisa merawatnya, Res. Dia lahir prematur. Dia butuh kamu, Res.” “Bunda,” panggil Syifa ketika dia semakin kesulitan mengikuti pergerakan cepat bundanya. Sadar sudah membuat Syifa kesulitan, Resa akhirny