“Kamu tidak punya sanak saudara di sini? yang bisa membantumu menjaga Syifa?” Mengedip, Resa menggeleng menjawab pertanyaan pria yang terlihat semakin gagah dan tampan saat memakai jubah kebesaran seorang dokter. “Keluarga saya di kampung semua.” Resa kembali mengedip. Wanita itu menelan ludah sebelum kemudian membuka kembali sepasang bibirnya. “Putri saya … apa … apa dia ….” Kelopak mata dengan bulu-bulu panjang itu bergerak cepat beberapa kali. Resa merasa perlu untuk mengisi paru-parunya dengan sebanyak mungkin oksigen, sebelum melanjutkan apa yang ingin dia tanyakan. Membuka mulut, hembusan napas panjang wanita itu lakukan. “Syifa … dia bisa sembuh, kan, Pak Dokter?” “Harapan itu selalu ada.” Mendengar jawaban orang yang ditanya, Resa meremas-remas kepalan tangan di atas paha. “T