“Apa kamu bilang tadi? Syifa kenapa?” Aris tidak bisa tidak terkejut. Rasanya dia tidak percaya mendengar apa yang baru saja Resa katakan. Niatnya membuka blokiran kemudian menelepon mantan istrinya tersebut, sebenarnya untuk mengkonfrontir tebakannya jika Resa lah yang membuat tokonya sekarang sepi pembeli. Namun, yang didengar justru informasi yang tidak ingin dia percaya. Resa sekarang sudah jauh lebih tenang hingga dia bicara tanpa harus mengeluarkan air mata. “Syifa menderita leukemia.” “Leukemia? Bagaimana bisa?” tanya Aris dengan suara meninggi. “Sekarang bukan saatnya untuk mencari tahu kenapa Syifa bisa menderita leukemia. Yang terpenting sekarang adalah Syifa harus segera mendapatkan pengobatan. Aku sudah bicara dengan dokter, dan Syifa harus segera menjalani kemoterapi. Masal