Resa merasakan suasana mendadak menjadi canggung. Wanita itu bingung harus menyikapi Jannah seperti apa. Mengikuti keinginan anak itu, atau menolak saja. “Ayo, Bunda.” Kali ini gantian Syifa. Anak sulungnya itu bahkan langsung menarik sebelah tangannya. Resa menahan tangan Syifa yang menariknya. Wanita itu memberanikan diri menoleh lalu mengangkat wajah hingga bertemu tatap dengan sepasang netra tajam pria di depannya. “Maaf, Pak dokter … anak-anak saya sudah mengganggu.” Aksa mengernyit mendengar kalimat yang meluncur dari celah bibir Resa. “Jannah sama kak Syifa tidak mengganggu om Aksa. Iya, kan, Kak Syifa?” “Iya, Bunda. Kami tidak mengganggu om Aksa.” Resa tidak menghiraukan pembelaan kedua putrinya. Dia sungguh merasa tidak enak hati pada pria di depannya. “Kata bu Wahyuni, Pak