Aris terdiam menatap pusara di depannya. Pria itu duduk di atas tumbukan batu. Bola mata pria itu tertuju pada gundukan tanah di depannya, namun jika ditelisik lebih dalam, tatapan mata itu kosong. Tubuhnya berada di makam Dio yang belum dia ketahui anak siapa, namun pikirannya melayang. Dia belum bisa bertanya pada Vera lantaran istrinya itu dalam kondisi koma. *** SATU JAM SEBELUM KECELAKAAN. “Kamu jangan gila, Ver. Apa kamu lupa pesan dokter itu? Uang itu harus digunakan untuk memastikan Dio tidak kelaparan.” Vera berdecih. “Kamu kan tidak mau menerima uang itu. Sok sok an tidak butuh uang. Tapi apa? Kamu seenaknya mengambil uang itu dariku.” “Aku mengambilnya untuk menggunakannya dengan baik. Aku tidak mau dipermalukan lagi. Jangan sampai mereka memandang rendah kita lagi. Mungkin