Malam itu, meskipun hangat, meninggalkan Magika dengan banyak pertanyaan. Ia merasa Kynova terlalu baik, bahkan jauh lebih baik daripada yang ia harapkan. Magika hanya bisa bertanya-tanya dalam hati: apakah sikap ini tulus, atau ada maksud tersembunyi di balik senyuman hangat ibu mertuanya? Di kursinya, Terama duduk dengan pandangan kosong, tatapannya sesekali melayang ke arah Magika yang sedang berbicara dengan Kynova. Ia memperhatikan senyum Magika yang tulus, cara bicaranya yang lembut, dan bagaimana ia mencoba bersikap sopan di hadapan keluarga barunya. Namun, hati Terama dipenuhi dengan perasaan yang bertolak belakang. Dalam diam, Terama berkata dalam hati, "Aku harus bisa mendekati Magika lagi. Tanpa sepengetahuan Kak Juan. Aku tahu ini salah, tapi aku hanya ingin dekat lagi dengan

