Saat langkah Denia menjauh, Magika memejamkan matanya. Air matanya jatuh perlahan. Ia ingin kembali merasa aman, tapi kini ada ketakutan yang tak mudah ia enyahkan dari hatinya. Pintu kamar terbuka perlahan, tapi Magika tetap memejamkan matanya, tak berniat melihat siapa yang masuk. Ia masih tenggelam dalam pikirannya, hingga suara lantang yang begitu dikenalnya terdengar jelas di telinganya. "Bangun, Magika! Jangan bermalas-malasan!" Magika terlonjak kaget. Dengan cepat, ia membuka mata dan menoleh ke arah sumber suara. Keynova berdiri di dekat ranjangnya, kedua tangannya bertolak pinggang, dan matanya menatap tajam ke arahnya. Magika langsung bangun dan mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Ia masih belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya. "Ibu mertua?" ucapnya dengan suara sedik

