Deden dan ketiga temannya masih berada di dalam klub malam. Mereka belum ingin pulang ke rumah, Arliand sudah merebahkan kepalanya di atas meja. Deden meneguk minumannya perlahan. Alan menatap beberapa orang yang masih duduk di meja mereka masing-masing, Heri tidak kelihatan sejak mereka datang ke klub. Biasanya pria itu selalu mempekerjakan dirinya karena banyak pengunjung di dalam klub tersebut. Mungkin karena waktu semakin larut, dan pengunjung sudah berkurang tidak seramai sore tadi.
“Kita sampai kapan akan nongkrong di sini?” Alan menatap ke arah tiga temannya yang sedang duduk mengitari meja bersamanya. Mereka berempat terlihat sama-sama lelah.
“Balik yuk?” Ajak Arliand pada yang lainnya. Alan sudah beranjak dari kursinya, diikuti Deden dan Andi. Keempat pemuda tersebut melangkah
