Sekretaris Angga mengangguk. "Iya, Bapak sendiri yang minta dianter ke alamat Bu Esti. Jadi, saya anter ke sana. Emang Bapak enggak tanya sama Bu Esti?" Dicky pikir aneh jika Angga baru menyadarinya dan merasa aneh sekarang. "Haha, iya juga sih. Tapi saya masih mikir itu mimpi tapi aneh aja pas paginya kok Esti tahu. Jadi, ya sudahlah enggak ambil pusing. Toh saya tetap pulang ke apartemen dalam keadaan selamat, enggak nyasar ke rumah orang lain atau ke hotel dan berakhir tidur dengan perempuan yang enggak jelas siapa." "Kalau itu enggak mungkin sih, Pak. Kan ada saya yang jagain Bapak. Kecuali saya yang nakal. Bapak sudah sampai nih. Besok mau dijemput, kan?" Mobil sekretaris Angga sudah berhenti di parkiran apartemen tempat Angga tinggal. "Iya, tolong jemput saya. Mobil saya kan dit