Aku sedang duduk berdua dengan Hesa di mejaku. Mila sengaja meninggalkan kursinya, begitu melihat Hesa menghampiriku. Sahabat itu memang sangat pengertian. Dia tahu aku sedang merasakan yang namanya jatuh cinta. Rasanya… pengen terus bareng dia. Mungkin karena Mila sudah lebih dulu merasakan seperti apa itu jatuh cinta, makanya dia jadi begitu pengertian. “Jadi ke Bandung besok Minggu?” tanya Hesa, sambil tangannya terulur memberikanku botol berisi jus jeruk. Tatapan sepasang matanya lekat ke arahku. Hanya ditatap seperti ini saja, rasanya jantungku sudah melompat-lompat tidak karuan. “Mmm.. “ Kuanggukkan kepala menjawab tanya Hesa. Aku sudah bicara dengan Mama, dan mendapatkan ijinnya. Wanita yang sudah melahirkanku ke dunia itu sungguh memiliki hati yang teramat sangat besar. Mama bahk