Hari itu, setelah sesi cerita di bawah pohon beringin, Hesa mengantarku pulang. Kami tersenyum sepanjang perjalanan. Beberapa kali Hesa melirikku dari spion motornya, dan kami saling melempar senyum. Aku sungguh bahagia. Perasaanku yang selama ini bertepuk sebelah tangan, akhirnya terbalas. Kurasakan angin menerpa wajahku--kala kubuka kaca helm. Hari sudah sore. Udara sudah tidak lagi terasa sepanas siang hari. Tangan kiri Hesa menarik tanganku yang berpegangan pada sisi jaketnya. Pertama tangan kiriku, lalu tangan kananku, hingga aku benar-benar memeluknya. Kuintip dia dari spion. Hesa tersenyum. Kami berdua merasakan bahagia yang selama ini belum pernah kami rasakan sebelumnya. Aku berharap, perjalanan hubungan kami tidak akan pernah kandas di tengah jalan. Meski masih terbersit sedikit