Seseorang yang terlupakan selama beberapa minggu ini, membuatku mengerjapkan mata berkali-kali. Mama baru saja memberitahu ada yang mencariku di depan. Dan betapa terkejutnya aku mendapati sosok Kak Rafid berdiri di teras menghadap ke halaman, hingga aku hanya bisa menatap punggungnya. Mendadak aku merasa sangat bersalah padanya. Bagaimana tidak? dia pasti menderita di balik jeruji besi, sementara aku berbahagia karena telah mendapatkan cinta Hesa. Kuambil nafas panjang beberapa kali, sebelum kembali kulangkahkan kaki mendekat sosok yang belum menyadari kedatanganku. “Kak…” panggilku lirih. Pemilik punggung tegap itu perlahan berbalik. Senyum kecil menghias bibirnya. Desah lega terlontar dari mulut itu, beberapa saat setelah matanya menelisikku. “Syukurlah kamu baik-baik saja.” Kak Rafid