Part 34. Cerita Hesa

1819 Kata

“Maukah kamu menjadi pacarku?” Aku masih terus mengingat kata-kata itu. Kata-kata yang tidak pernah kusangka akan keluar dari mulut si culun Hesa. Kugulingkan badanku ke kanan dan ke kiri. Perasaanku tidak menentu. Bahagia, cemas, khawatir … entahlah. Aku belum pernah memiliki perasaan seperti ini. Kupukul-pukul guling di bawahku, sementara aku tengkurap. Aku jadi mengingat isi surat beramplop merah jambu, yang pernah kuberikan pada Hesa. *** Hai Alfaro Mahesa Permana, Um … aku bingun harus tulis apa. Kamu tuh nyebelin tahu nggak, sih? sok cool, tapi beneran cool waktu kamu di lapangan basket. Sok ngajarin Sila ini itu … tapi emang bener kamu pinter. Trus, sekarang kamu gangguin Sila. Tiap hari masuk ke pikiran Sila. Sila jadi nggak bisa mikir yang lainnya. Jadi kamu harus tanggung jaw

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN