Seusai mengantar Norin ke sekola, Liza mengajak Jena mengunjungi sebuah tempat yakni rumah sakit. "Kau ingin memeriksa kandungan tanpa Lukas?" duga Jena sesaat setelah sampai di ruang poli dokter spesialis kandungan. "Tidak, beberapa hari lalu aku baru saja diperiksa. Maaf, jika lancang. Kau bilang sama sekali belum memeriksakan kehamilanmu, bukan? Jadi, aku berinisiatif membawamu kesini," jelas Liza sedikit canggung. Bukan apa-apa, Liza hanya merasa iba terhadap nasib yanh dialami Jena saat ini. Kondisi kehamilan pertama dan sendiri itu tidak mudah terutama untuk mental seorang ibu. "Apa? Tapi aku tidak membutuhkannya," tolak Jena seraya terkesiap. Liza lantas menghela napas panjang sebelum kembali membujuk Jena. Beralasan, kesehatan ibu dan calon bayi, Liza berharap Jena mengerti da

