-Abu-abu itu kini menjadi hitam. Gelap lagi pekat. Karena dia kehilangan cahaya yang menyinarinya.- *** Memang tidak terlalu banyak tokoh dalam hidup Angkasa. Tetapi saat satu pemeran yang selama ini lalu lalang sebagai bayangannya mulai menghilang, Angkasa hampir gila karenanya. Dia tidak pernah merasa sekosong ini. Hari-harinya berisi kebungkaman. Mata setajam belati itu sering menghunus lawan bicaranya. Bibirnya tidak kenal lagi dengan lengkungan. Seolah semua hal membuatnya jengkel. Ada Seruni yang menegur untuk sarapan, Angkasa abaikan. Ada Pelangi yang tak mafhum dan bertanya kenapa, tapi Angkasa cuma melirik malas. Lalu di sekolah, Angga datang menanyai PR matematika, dan berhasil mendapatkan caci maki dari Angkasa yang menyumpah serapah. "Yang namanya PR tuh kerjain di rumah