90. Penyesalan

1164 Kata

“Istri saya kenapa, Mak?” Jaka bertanya dengan nafas tersengal-sengal setelah berlari dan melajukan mobilnya tanpa memedulikan kecepatannya. Mak Ti hanya menggeleng. Dia menunjuk sebuah pintu yang tertutup. Sepertinya Sheila masih ditangani di dalam sana. Jaka mendengkus kasar. Tangannya ke atas, menyibak rambutnya yang sudah jauh dari kata rapi. Jantungnya benar-benar seperti diremas, sakit, pedih, sesak. Sebagai seorang suami, dia merasa gagal menjaga istrinya. Sebenarnya kenapa Sheila bisa pingsan begini? Setahu Jaka, kehamilan Sheila sama sekali tidak merepotkan. Sheila selalu dalam keadaan bugar dan aktif, tidak pernah lemas. Tidak ada drama ngidam, tidak ada muntah apalagi hanya mual. Tidurnya juga cukup. Lalu apa yang salah, Ya Tuhan? “Duduk dulu, Tuan. Biar saya belikan air min

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN