Lelaki yang datang bersamanya melepaskan borgol dari tangannya dan memasukkan ke tangan Dean yang satu lagi. Kedua tangan Dean kini terborgol di belakang tubuhnya. "Berlutut!" perintahnya sambil menendang belakang lutut Dean. Membuatnya terduduk dengan bertumpu pada kedua lututnya. "Yang sopan! Siapa kamu berani banget angkat kepala di hadapan Pak Prawira!" bentak lelaki itu lagi sambil menendang ulu hati Dean. Membuat pandangannya yang tadi mengamati lelaki gagah yang sedang berjalan ke arahnya menjadi tertunduk menatap lantai gudang yang cuma berupa plesteran semen. "Jadi ini lelaki yang memata-matai Adinagara?" tanya lelaki gagah yang baru tiba di hadapan Dean. Pandangan mata Dean hanya bisa menatap ujung sepatu lelaki gagah yang berkilat seperti baru. Siapa tadi nama lelaki ini?