“Dari mana kamu dengar berita itu, Ma?” ulang Adinagara sekali lagi. “Kalau kamu tau orangnya terus kamu mau apa? Mau kamu tembak lagi?” tanya Pratiwi berang. “Lebih dari itu. mau kucingang untuk makanan anjeng!” Pratiwi tertawa getik dan menjauhkan diri dari tubuh suaminya. “Kamu … apa nggak punya pikiran lain untuk menyelesaikan masalah? Cuma kematian dan penyikasaan saja yang ada dalam otakmu. Pikirmu hidup orang yang nggak sejalan sama kamu itu nggak berharga? Langsung saja mau kamu matikan, begitu?” Lagi-lagi Pratiwi tertawa getir. “Terus kamu mau apa?” Perempuan itu memandang tajam pada suaminya. “Kalau sampai terbukti kamu betulan punya istri kedua, aku nggak mau punya madu. Kamu ceraikan perempuan itu atau aku yang keluar dari rumah ini! Anak-anak sudah dewasa untuk berpikir