Dean pura-pura pasang tampang bingung sama pertanyaan Pak Marwan. Sewaktu dia berbicara dengan Pratiwi, mereka berdua berada di dalam mobil jadi tidak mungkin Pak Marwan bisa mendengar suaranya memangil nama ‘TIwi’. “Masa aku manggil nama sama Nyonya. Pak Marwan jangan bikin aku jadi orang yang kurang ajar deh. Lagian nggak mungkin Pak Marwan dengar obrolan kami.” “Aku memang nggak dengar tapi aku bisa membaca bibir kalian yang bergerak-gerak dan aku yakin sekali kalau kamu memanggil Tiwi pada Nyonya.” “Ah, mana mungkin begitu. Tiwi, sini, diri, itu kan sama gerak bibirnya. Aku nggak ngerasa ngomong Tiwi,” kata Dean beralasan. Dia nggak berhasil menemukan padanan kata yang tepat untuk menyamarkan kata Tiwi. Jelas sekali kalau dilihat dari gerak bibir Tiwi dan sini itu beda. “Nggak, ng