[65] Kabar Tak Menyenangkan

1065 Kata

Dean berdiri dan mengibaskan celananya yang penuh pasir. “Saya nggak bermaksud tidak sopan tapi ini sudah waktunya menjemput Nona Zizi. Apa Nona keberatan kalau kita lanjutkan bercerita sambil jalan?” tanya Dean memandang gadis yang masih duduk di kursinya dengan pintu mobil yang terbuka. Percakapan mereka lumayan lama juga ternyata sampai tak sadar sudah waktunya untuk menjemput adiknya Farah. Dean melihat perasaan gadis itu sudah membaik dan isaknya juga sudah mulai kering. Bercerita kadang cara terbaik untuk mengurangi luka-luka. Farah perlu didengar. Selama ini gadis ini terlalu banyak memendam kesedihannya seorang diri. “Ayok kita jemput Zizi. Walau aku nggak pernah cerita ksesedihanku sama dia dan dia juga nggak pernah mendesakku, tapi dia selalu menghibur dan menemaniku di kala a

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN