Suasananya terlalu hening. Zea tak inign membuka mata karena takut jika dia melakukan itu, mimpi buruknya akan kembali. Tapi dia harus bangun. Dia sudah terllau lama tidur dan rasanya dia ingin berkemih. Maka perlahan, matanya pun membuka. “Di-di mana ini?” tanyanya lirih ketika menyadari kalau suasana kamarnya sudah berubah. Zea tidak lagi tinggal di dalam kamar yang serba pink dengan kain-kain menjuntai seperti kamar putri dalam dunia dongeng. Kamar tempatnya berada biasa saja seperti kamar-kamar pada umumnya. Ada perabotan layaknya sebuah kamar dan juga pendingin udara yang menyala dan membuat suasana sejuk. Dilihat dari jenis perabotannya, Zea bisa menduga kalau dia berada di sebuah rumah yang cukup mewah. Zea hendak bangkit, tapi tubuhnya terlalu lemah. Sakit terasa hampir di sek