SEBELUM BERPISAH - Semalam di Jakarta "Mas Hendy." Elvira terpaku. Hendy mendekat. Senyumnya merekah. Dia sudah hampir dua jam menunggu di lobi. Pihak resepsionis hotel tentu tidak mengizinkannya masuk kamar meski dia menunjukkan bukti kalau ia suaminya Elvira. Elvira menatap sang suami dengan perasaan kaget, heran, bingung, dan entah ada perasaan senang yang tidak bisa disembunyikan. Baginya ini kejutan. Padahal Hendy sangat sibuk. Terkadang akhir pekan ada panggilan dadakan dari rumah sakit. "Mas, bisa tahu aku di sini?" "Ya." Dikecupnya kening Elvira. Kemudian mereka melangkah ke arah lift untuk naik ke lantai tujuh. Wanita itu masih bingung dengan kehadiran Hendy yang tiba-tiba menyusul. Hal yang tidak pernah ia pikirkan sama sekali. Suaminya jarang melakukan hal-hal impulsif s