Arga tersenyum lebar, matanya berbinar memandang ruangan kafe yang sudah selesai dihias dengan sangat cantik. Begitu juga meja dan kursi untuk makan malam sudah dipersiapkan, ditata rapi dan beberapa hidangan sudah Arga siapkan di belakang. Sekarang hanya perlu menjemput Gita dan membawanya ke sini.
"Kira-kira Gita sudah pulang belum ya?" gumam Arga, tak sabar ingin bertemu. Lantas dia mengambil ponselnya di saku, mencari kontak Gita. Tanpa menunggu, dia langsung menghubungi nomor wanita pujaannya.
Suara operator menyambutnya, Arga mengernyitkan dahinya, heran. Karena tak biasanya Gita menonaktifkan ponselnya. "Apa terjadi sesuatu?" Arga teringat teleponnya tadi sore, di saat Gita memutus secara sepihak sambungan telepon. "Sebaiknya aku langsung menjemputnya saja."
Tak ingin larut de
