Gita memalingkan wajahnya ketika pintu kamar terbuka, Bara masuk membawa nampan dengan segelas air putih di atasnya. Dia meletakkan nampan itu di atas nakas, mendaratkan bokongnya di tepi ranjang menghadap Gita yang enggan melihat ke arahnya. "Minum obatnya," ucap Bara dengan nada memerintah. "Nggak mau!" tukas Gita, berucap ketus. "Tapi kau harus meminumnya agar kakimu cepat sembuh." Bara mengambil obat Gita di dalam laci nakas. "Apa kau sengaja menghambat proses kesembuhanmu agar kau bisa makan gaji buta?" What? Spontan Gita mendelik, tak terima dengan tuduhan tak masuk akal yang dilontarkan oleh Bara. Memangnya siapa juga yang mau terus-terusan sakit. Gita saja merasa tersiksa dengan gips di kakinya, membuat dia tak leluasa bergerak. "Apa maksudmu?" Gita menyorot tajam Bara, t