Gita mencengkram erat bahu Bara, matanya terpejam ditutupi oleh sehelai kain bewarna hitam yang sengaja diikatkan oleh pria itu padanya. Harum maskulin tubuh Bara menyeruak ke indera penciumannya, rasanya Gita bisa gila karena mati-matian menahan diri dari percikan pesona bosnya yang seakan membakar seluruh tubuhnya. Keringat dingin bercucuran di dahi, merasakan d**a bidang itu menempel di pipinya. "Apa masih jauh?" tanya Gita, merasa kalau waktu berjalan begitu lambat. Dia mulai tidak nyaman berada di gendongan Bara. "Sedikit lagi sampai," ucap Bara. Gita mengangguk, menelan ludahnya. Selang beberapa menit, suara denting terdengar, bersamaan dengan Bara yang mulai melangkahkan kaki. Gita yang tak bisa melihat mencoba menerka-nerka ke mana Bara akan membawanya, sampai harus menaiki li