“Enak? Kamu suka?” tanya Vania saat Aby selesai menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.
Lelaki itu mengangguk cepat.
“Enak sekali, Vania. Kamu tahu, sejak pertama kali aku merasakan telur goreng buatanmu aku langsung suka. Aku merasa ada cinta di masakan yang kamu buat, meskipun itu hanya telur goreng.” Aby mengakui semuanya dengan jujur. Dia memang menyukai masakan Vania, apapun itu.
Itu juga yang menyebabkan dia meminta secara khusus Vania yang harus menyiapkan bekal untuknya.
“Kamu terlalu berlebihan. Aku sudah terbiasa memasak di rumah orang tuaku, mungkin itu yang menyebabkan rasa masakanku lumayan.” cerita Vania seraya memasukkan satu suap lagi makanan ke mulut Aby.
Aby mengunyah makanannya dengan sangat cepat lalu buru-buru menelan.
“Kamu bisa memasak banyak masakan? Aku
