“Arrrgh! Nek, sakit sekali! Sudah, Nek!” Aby berteriak kesakitan saat mak Jah memijat kakinya yang terkilir. Nenek tua itu hanya tertawa melihat tingkah Aby yang begitu aktif. Walaupun sudah tua, tenaga mak Jah masih cukup untuk menangani lelaki itu. “Cobalah sedikit lebih tenang, Anak Muda.” Mak Ijah mencoba untuk menenangkan Aby. Vania yang berada tepat di hadapan lelaki itu mengelus-elus rambut Aby. Mak Ijah yang melihatnya hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum. Sementara itu, Damar dan Rahma menunggu proses pemijatan selesai sambil duduk-duduk di serambi depan. Keduanya terlihat cemas, apalagi mendengar teriakan lelaki itu yang begitu nyaring. Ada rasa khawatir yang membayang di benak mereka, bagaimana kalau sesuatu yang fatal terjadi dengan kaki Aby. Rahma menatap Damar denga